PREVIEW CHASIS MB OH 1830
Mercedes
Benz tahun 2011 ini mengumumkan akan melaunching dua varian chassis
bigbus, yaitu OH-1830 dan OH-1626. Keduanya sudah dilengkapi perangkat
yang oleh para penggemar bis Indonesia dijadikan parameter kenyamanan
sebuah bis: built-in airsuspension.
Bagi
penggemar bis dan komsumen pada umumnya, ini adalah kabar baik karena
akan semakin banyak pilihan bis yang tersedia. Dan bagi MBIna ini adalah
jawaban atas kebutuhan pasar yang cukup besar akan kebutuhan bis
ber-airsuspension walaupun bisa dibilang terlambat.
Kenapa
dibilang terlambat? Karena faktanya selama ini permintaaan pasar akan
bis airsus sangat besar. Sampai-sampai PO berani melakukan modifikasi
dengan mengeluarkan biaya Rp. 60-70 juta untuk mengganti chassis
leafspring mereka menjadi airsus. Bahkan yang dimodifikasi bukan hanya
chassis lama, tetapi juga chassis baru walaupun dengan konsekuansi
hilangnya warranty. Hino maupun Mercedes Benz sama-sama menyatakan bahwa
modifikasi pada struktur chassis, misalnya memotong bagian tengah lalu
mengganti dengan spaceframe untuk mendapat bagasi yang luas, atau
mengganti leafspring menjadi airsuspension, akan mengakibatkan
hilangnya garansi.
Memang
sekitar tahun 2004 MBIna sudah pernah mencoba menjual bis Airsus yaitu
OH-1725 dan OH-1632. Namun entah kenapa (kabarnya karena kemahalan)
penjualan kedua type chassis tersebut tidak dilanjutkan.
Apakah
bis airsus yang masih bertahan jualan waktu itu (SCANIA & VOLVO)
laku keras? Ternyata juga tidak. Populasi kedua merk tersebut tidak
sampai 100 unit setelah berjualan di Indonesia selama kurang lebih 10
tahun. Berarti bisa disimpulkan bahwa pasar (operator bis) sebenarnya
hanya membutuhkan bis airsuspension tapi yang harganya murah. Padahal
umumnya bis-bis ber-airsuspension bawaan pabrik sudah dipaket menjadi
satu dengan mesin yang powernya besar dan feature-feature lain yang
memiliki teknologi tinggi sehingga membuat harga chassis menjadi mahal.
Sementara itu tidak semua feature canggih dibutuhkan oleh perusahaan
Otobis.
Akibatnya
PO-PO yang membutuhkan bis airsus cukup memodifikasi “bis biasa” yang
harganya lebih murah menjadi airsus. Sementara yang butuh power besar
cukup memodif chassis lama dan mengganti dengan mesin China yg murah.
Tentu
saja ada prinsip-prinsip tersendiri yang dipegang oleh ATPM di
Indonesia sehingga tidak semata-mata begitu saja memenuhi permintaan
operator. Buktinya Hino yg chassisnya paling banyak dimodif dengan
airsus tidak kunjung mengeluarkan bis dengan builtin airsus.
Mercedes-Benz yang chassisnya banyak “dicangkok” dengan mesin China juga
tidak kunjung menjual chassis dengan power yang besar. Pertimbangan
manufacturer mungkin tidak sesederhana kebutuhan operator. Bagi operator
yang butuh mesin dengan power besar misalnya, cukup dengan mengganti
mesin yg powernya besar. Tapi bagi manufacturer, power lebih besar
berarti sistem pengereman harus lebih bagus (brake lining area lebih
luas, ketebalan/lebar lining lebih besar), harus memakai retarder untuk
mengimbangi power mesin, dan pertimbangan2 teknis lainnya yg lebih
mendetail demi faktor safety. Dan tentunya juga pertimbangan bisnis,
apakah bisa memberikan keuntungan yang memadai kepada pabrikan bis.
Bagaimana
dengan tahun ini? Pasti MBIna punya pertimbangan sendiri sebelum
meluncurkan OH-1830. Mungkin dianggap operator bis daya belinya sudah
baik, atau mungkin dilihat para penumpang sudah banyak yang “melek bis”
dan bisa memilih-milih bis yang bagus sehingga cukup memiliki kekuatan
mempengaruhi PO untuk membeli bis bagus.
SPESIFIKASI OH-1830
Mesin : OM926LA, 6 silinder segaris 7200cc turbo intercooler
Tenaga : 300hp@2200rpmTorsi: 1200nm@1400rpm
Standar Emisi : Euro 3
Transmisi : 6 speed manual
Gross Vehicle Weight : 18,5 ton
Sudah
menjadi “tradisi”, Mercedes-Benz mempersenjatai bis-bisnya dengan mesin
yang kecil tapi memiliki power dan torsi yang cukup besar. Tenaga dan
torsi maksimal sudah bisa dicapai pada putaran yang rendah. Bahkan mesin
OH-1830 masih lebih kecil dibanding mesin “rival” utama yaitu Hino yang
dipasang pada RK8 (7864cc). Kapasitas kecil dan putaran rendah
diharapkan bisa menghasilkan efisiensi bahan bakar yang tinggi. Putaran
rendah juga berarti gesekan yang rendah sehingga lifetime / usia
ekonomis komponen mesin bisa menjadi lebih lama.
CHASSIS OH-1830
OH-1830
memakai chassis modular. Menurut brosurnya disebutkan chassis ini
terdiri dari front module dan rear module. Tapi jika diamati lebih
mendetil, chassis OH-1830 setidaknya terdiri dari 5 bagian yaitu :
driver compartement, front axle, baggage compartement, rear axle dan
engine compartement. Kelima modul tersebut disambung dengan menggunakan
baut. Sebelum diberi body, chassis OH-1830 panjangnya hanya sekitar 8.9
meter. Di karoseri bagian baggage compartement ditambah dengan tubular
spaceframe sehingga panjangnya mencapai 12 meter. Untuk membawa ke
karoseri chassis ini harus “digendong” dengan trailer, tidak bisa
dikendarai langsung.
SUSPENSI OH-1830
Suspensi
depan OH-1830 menggunakan 2 airbellow (balon) dengan 4 telescopic shock
absorbers. Suspensi belakang memakai 4 airbellow dengan 4 telescopic
shock absobers. Model suspensinya mirip dengan suspensi SCANIA K-series
atau suspensi rakitan Adiputro. Rem depan dan belakang sudah menggunakan
discbrake serta dilengkapi dengan hydarulic retarder dan ABS. Bentuk
kemudi OH-1830 mirip OH-1725, tetapi dashboardnya mirip OH-1525 dan 1725
(merk Pollak). Sedikit disayangkan sebetulnya, karena dashboard OH-1525
dan OH-1725 tidak memiliki display LCD sehingga tidak bisa menampilkan
informasi sebanyak dashboard OH-1526, OH-1521 E3 atau OH-1518 E3. Seri
ini bakal meramaikan pasar bis kelas premium yang selama ini hanya diisi
oleh SCANIA K-series.
Wahyudi Irianto
BisMania Community
Catatan:
Pemuatan
foto-foto chassis OH-1830 sudah mendapat ijin dari pihak yang
berwenang dari MB yang mengundang menyaksikan chassis ini.
0 komentar: