Minggu, 24 Maret 2013

Windows Blue is aimed at Intel 'Haswell' ultrabooks

Microsoft and Intel will deliver better power efficiency on devices running on Windows Blue.
Upcoming ultrabook 'convertibles' like HP's Revolve will likely get Haswell processors that can take advantage of Windows Blue.
Upcoming ultrabook 'convertibles' like HP's Revolve will likely get Haswell processors that can take advantage of Windows Blue.
(Credit: Hewlett-Packard)
Longer lasting Haswell ultrabooks are coming with Windows Blue.
Intel's upcoming Haswell chip will be tied to new technology coming with Windows Blue, according to a source close to Microsoft.
Haswell, due in June, is the next-generation mainstream Intel processor that will power ultrabooks and a variety of hybrids that straddle tablet and laptop designs.
Intel's silicon-level Haswell technology will result in "the single largest generation-to-generation battery life improvement in Intel history," according to a recent statement from Intel CEO Paul Otellni.
But Windows Blue -- an update to Windows 8 that is expected to deliver a variety of improvements beyond Haswell devices -- will contribute to the system's overall power efficiency too. Microsoft is building a "power model" that can adapt to a range of mobile computers with different "performance output," according to the source.
Basically that means Blue on mainstream Intel chips will be able to act more like a smartphone or tablet OS. That technology will come from both Microsoft and Intel, according to the source.
"You'll be able to buy an ultrabook that's as wickedly fast as you can imagine, faster than an Ivy Bridge PC. But with longer battery life," the source said. Ivy Bridge, Intel's current mainstream offering, will be superseded by Haswell.
"It will sleep longer [and] when you open the lid, your mail's going to already be in sync. So, you'll get the best of all of those worlds. And that's work that's coming in [Windows] Blue," the source said.
Some "flavors" of Haswell will come with an improved "standby" technology, which means essentially that when a device sleeps, it will stay connected to e-mail, social-networking sites, and the Internet in general, keeping the device up to date.
In this respect, Haswell will trump Ivy Bridge. In short, Haswell will get power-saving technology that's used in Intel's power-efficient -- though lower-performance -- "Clover Trail" Atom line of processors. The latter chips, which have a more advanced standby technology, typically power ultrathin "fanless" Windows 8 devices, like Lenovo's new ThinkPad tablet.
But Haswell will get closer to achieving the power efficiency of Intel's Atom processor while delivering the mainstream laptop performance that users demand on Windows.
Editor's note: as indicated in the story, Windows Blue is expected to offer improvements to a wide variety of devices. Not only Haswell chip-based devices. Haswell will be a major beneficiary, though, because it is expected to ship in tens of millions of PCs.
Read More

Armada Harapan Jaya


Bus Malam PO. HARAPAN JAYA

August 30th, 2007
Bus Malam PO. Harapan Jaya berangkat pada siang dan sore hari serta beroperasi sepanjang malam di perjalanan.
Semua armada Bus Malam menggunakan bus besar dengan Long Chassis.
Melayani perjalanan Blitar-Cikarang-Jabodetabek melalui jalur utara dan selatan.
Untuk informasi & pemesanan tiket dapat menghubungi k.pusat/perwakilan/agen tiket bus malam PO.Harapan Jaya
  • Schedule
Jadwal keberangkatan Bus Malam mulai jam 11.00 s/d 20.00 WIB tergantung dari daerah keberangkatan dan tujuan yang akan dituju.
Untuk informasi lebih lanjut dapat langsung menghubungi Kantor/Perwakilan/Agen terdekat di kota Anda.
  • Kelas bus & fasilitas    
    1. Bus EXECUTIVE
    Fasilitas
    : Full AC 
                     Audio
                     Bantal
                     Selimut
                     Area Merokok ( Smoking Area )
                     Toilet
                     Service Makan 2x
                     Sandaran Kaki
                     Recleaning Seat Seat 2-2 dengan Total seat 28, dll.
                     Rasakan kenyamanan serasa di rumah anda.
    Untuk kelas ini anda dapat menikmati Bus Scania, Volvo, dan Mercedes Benz.




    2. Bus VIP
    Fasilitas
    : Full AC
                     Audio
                     Bantal
                     Selimut
                     Toilet
                     Service Makan 2x
                     Recleaning Seat Seat 2-2 dengan Total seat 34/38, dll.

    Untuk kelas ini anda dapat menikmati Bus Mercedes Benz air suspensi dan Hino air suspensi.



    3. Bus PATAS
    Fasilitas
    : Full AC
                     Audio
                     Toilet/Non Toilet
                     Service Makan 1x
                     Recleaning Seat Seat 2-2 dengan Total seat 38/40/43.

    Untuk kelas ini anda dapat menikmati Bus Mercedes Benz, Mercedes  Benz air  suspensi dan Hino air suspensi


Read More

Senin, 11 Maret 2013

PREVIEW CHASIS MB OH 1830

Mercedes Benz tahun 2011 ini mengumumkan akan melaunching dua varian chassis bigbus, yaitu OH-1830 dan OH-1626. Keduanya sudah dilengkapi perangkat yang oleh para penggemar bis Indonesia dijadikan parameter kenyamanan sebuah bis: built-in airsuspension.
Bagi penggemar bis dan komsumen pada umumnya, ini adalah kabar baik karena akan semakin banyak pilihan bis yang tersedia. Dan bagi MBIna ini adalah jawaban atas kebutuhan pasar yang cukup besar akan kebutuhan bis ber-airsuspension walaupun bisa dibilang terlambat.
Kenapa dibilang terlambat? Karena faktanya selama ini permintaaan pasar akan bis airsus sangat besar. Sampai-sampai PO berani melakukan modifikasi dengan mengeluarkan biaya Rp. 60-70 juta untuk mengganti chassis leafspring mereka menjadi airsus. Bahkan yang dimodifikasi bukan hanya chassis lama, tetapi juga chassis baru walaupun dengan konsekuansi hilangnya warranty. Hino maupun Mercedes Benz sama-sama menyatakan bahwa modifikasi pada struktur chassis, misalnya memotong bagian tengah lalu mengganti dengan spaceframe untuk mendapat bagasi yang luas, atau mengganti leafspring menjadi airsuspension, akan mengakibatkan hilangnya garansi.
Memang sekitar tahun 2004 MBIna sudah pernah mencoba menjual bis Airsus yaitu OH-1725 dan OH-1632. Namun entah kenapa (kabarnya karena kemahalan) penjualan kedua type chassis tersebut tidak dilanjutkan.
Apakah bis airsus yang masih bertahan jualan waktu itu (SCANIA & VOLVO) laku keras? Ternyata juga tidak. Populasi kedua merk tersebut tidak sampai 100 unit setelah berjualan di Indonesia selama kurang lebih 10 tahun. Berarti bisa disimpulkan bahwa pasar (operator bis) sebenarnya hanya membutuhkan bis airsuspension tapi yang harganya murah. Padahal umumnya bis-bis ber-airsuspension bawaan pabrik sudah dipaket menjadi satu dengan mesin yang powernya besar dan feature-feature lain yang memiliki teknologi tinggi sehingga membuat harga chassis menjadi mahal. Sementara itu tidak semua feature canggih dibutuhkan oleh perusahaan Otobis.
Akibatnya PO-PO yang membutuhkan bis airsus cukup memodifikasi “bis biasa” yang harganya lebih murah menjadi airsus. Sementara yang butuh power besar cukup memodif chassis lama dan mengganti dengan mesin China yg murah.
Tentu saja ada prinsip-prinsip tersendiri yang dipegang oleh ATPM di Indonesia sehingga tidak semata-mata begitu saja memenuhi permintaan operator. Buktinya Hino yg chassisnya paling banyak dimodif dengan airsus tidak kunjung mengeluarkan bis dengan builtin airsus. Mercedes-Benz yang chassisnya banyak “dicangkok” dengan mesin China juga tidak kunjung menjual chassis dengan power yang besar. Pertimbangan manufacturer mungkin tidak sesederhana kebutuhan operator. Bagi operator yang butuh mesin dengan power besar misalnya, cukup dengan mengganti mesin yg powernya besar. Tapi bagi manufacturer, power lebih besar berarti sistem pengereman harus lebih bagus (brake lining area lebih luas, ketebalan/lebar lining lebih besar), harus memakai retarder untuk mengimbangi power mesin, dan pertimbangan2 teknis lainnya yg lebih mendetail demi faktor safety. Dan tentunya juga pertimbangan bisnis, apakah bisa memberikan keuntungan yang memadai kepada pabrikan bis.
Bagaimana dengan tahun ini? Pasti MBIna punya pertimbangan sendiri sebelum meluncurkan OH-1830. Mungkin dianggap operator bis daya belinya sudah baik, atau mungkin dilihat para penumpang sudah banyak yang “melek bis” dan bisa memilih-milih bis yang bagus sehingga cukup memiliki kekuatan mempengaruhi PO untuk membeli bis bagus.
SPESIFIKASI OH-1830

Mesin OM926LA, 7200cc turbo intercooler
Mesin : OM926LA, 6 silinder segaris 7200cc turbo intercooler
Tenaga : 300hp@2200rpmTorsi: 1200nm@1400rpm
Standar Emisi : Euro 3
Transmisi : 6 speed manual
Gross Vehicle Weight : 18,5 ton
Sudah menjadi “tradisi”, Mercedes-Benz mempersenjatai bis-bisnya dengan mesin yang kecil tapi memiliki power dan torsi yang cukup besar. Tenaga dan torsi maksimal sudah bisa dicapai pada putaran yang rendah. Bahkan mesin OH-1830 masih lebih kecil dibanding mesin “rival” utama yaitu Hino yang dipasang pada RK8 (7864cc). Kapasitas kecil dan putaran rendah diharapkan bisa menghasilkan efisiensi bahan bakar yang tinggi. Putaran rendah juga berarti gesekan yang rendah sehingga lifetime / usia ekonomis komponen mesin bisa menjadi lebih lama.
CHASSIS OH-1830

Chassis OH-1830
OH-1830 memakai chassis modular. Menurut brosurnya disebutkan chassis ini terdiri dari front module dan rear module. Tapi jika diamati lebih mendetil, chassis OH-1830 setidaknya terdiri dari 5 bagian yaitu : driver compartement, front axle, baggage compartement, rear axle dan engine compartement. Kelima modul tersebut disambung dengan menggunakan baut. Sebelum diberi body, chassis OH-1830 panjangnya hanya sekitar 8.9 meter. Di karoseri bagian baggage compartement ditambah dengan tubular spaceframe sehingga panjangnya mencapai 12 meter. Untuk membawa ke karoseri chassis ini harus “digendong” dengan trailer, tidak bisa dikendarai langsung.
SUSPENSI OH-1830

Front suspension








Rear suspension
Suspensi depan OH-1830 menggunakan 2 airbellow (balon) dengan 4 telescopic shock absorbers. Suspensi belakang memakai 4 airbellow dengan 4 telescopic shock absobers. Model suspensinya mirip dengan suspensi SCANIA K-series atau suspensi rakitan Adiputro. Rem depan dan belakang sudah menggunakan discbrake serta dilengkapi dengan hydarulic retarder dan ABS. Bentuk kemudi OH-1830 mirip OH-1725, tetapi dashboardnya mirip OH-1525 dan 1725 (merk Pollak). Sedikit disayangkan sebetulnya, karena dashboard OH-1525 dan OH-1725 tidak memiliki display LCD sehingga tidak bisa menampilkan informasi sebanyak dashboard OH-1526, OH-1521 E3 atau OH-1518 E3. Seri ini bakal meramaikan pasar bis kelas premium yang selama ini hanya diisi oleh SCANIA K-series.
Wahyudi Irianto
BisMania Community
Catatan:
Pemuatan foto-foto chassis OH-1830 sudah mendapat ijin dari pihak yang berwenang dari MB yang mengundang menyaksikan chassis ini.
Read More

Roadtest MB-OH 1626 dan OH-1830 Pertama

Di awal tahun 2012 ini, dunia otomotif Indonesia, khususnya dunia perbisan tampak semakin menunjukkan geliatnya. Hal ini ditandai dengan makin inovatifnya sektor industri utama perakitan bus, seperti industri karoseri, industri komponen rekanan dan pendukung, industri jok, penyejuk udara, dan masih banyak lagi. Mereka pun beramai-ramai dalam bersaing dengan para kompetitornya. Tidak hanya sampai di situ, ATPM dan pabrikan perakitan chassis bus pun ikut menampakkan gairahnya.
Beberapa ATPM maupun dealer resmi juga tak mau kalah dalam berlomba-lomba mengeluarkan tipe atau varian chassis bus pada tahun ini. Adalah PT. Mercedes-Benz Indonesia (MBI), di penghujung tahun 2011 kemarin telah mengeluarkan dua tipe varian chassis bus terbaru, yakni MB-OH 1626 dan MB-OH 1830. Kedua produk ini merupakan generasi penerus dan diharapkan dapat meraih kesuksesan seperti prototipe yang telah dipasarkan sebelumnya.
Dari kiri ke kanan; MB-OH 1626 dan MB-OH 1830
Sebut saja PO. Nusantara, Perusahaan Otobus asal Kota Kretek ini adalah salah satu dari sekian perusahaan otobus yang kebetulan mendapatkan kesempatan untuk memiliki kedua unit varian chassis tersebut. Jumat kemarin (10/2), Handojo Budianto, selaku pemilik PO. Nusantara, menggelar acara bertajuk “Roadtest Perdana MB-OH 1626 dan MB-OH 1830 PO. Nusantara” bersama rekan-rekan APBNu3tara. Sekadar informasi, APBNu3tara adalah sekumpulan orang yang setia menjadi pengamat dan pemerhati berbagai informasi seputar PO. Nusantara. Mereka-lah yang setia menantikan setiap informasi, inovasi, serta gebrakan yang dikeluarkan oleh PO. Nusantara. Dan, kali ini, mereka-lah yang mendapatkan kesempatan khusus untuk menjajal armada terbaru ini ketika jalan perdana.
Kedua chassis ini menjadi sangat istimewa bagi PO. Nusantara, karena PO inilah yang memperkenalkan unitnya kepada khalayak umum untuk pertama kalinya. Andy Darmawan, salah seorang staf ahli PO. Nusantara pun menambahkan “Kami mendatangkan chassis ini bertujuan untuk memanjakan para penumpang, karena kenyamanan penumpang selama dalam perjalanan adalah tujuan utama kami. Sejak dahulu, bus Mercy telah dikenal berkat kenyamanannya“, ujarnya bersemangat.
Dari kiri ke kanan; MB-OH 1830 dan MB-OH 1626
MB-OH 1626 dan MB-OH 1830 adalah dua tipe bus-chassis keluaran MBI yang telah dilengkapi dengan Air Suspension. Suspensi udara yang ada pada kedua tipe chassis ini merupakan suspensi udara asli (built-up) dari pabrikan, bukan seperti suspensi udara pada tipe-tipe chassis sebelumnya, yang menggunakan leaf-spring (atau lebih dikenal dengan suspensi daun), atau bahkan suspensi udara namun hasil rombakan atau rubahan dari pihak karoseri. Tentu saja, inovasi ini kian menunjang kenyamanan berkendara selama dalam perjalanan.
MB-OH 1626 sendiri dirilis secara resmi pada bulan Oktober tahun 2011 dengan nama kode chassis MB OH-1626 LM. Mesin: OM-906LA, 6374cc 6 silinder segaris turbo intercooler. Transmisi: G85-6 manual speed. Torsi: 950nm @ 1200-1600rpm. Tenaga: 260hp @ 2200rpm. Gross Vehicle Weight: 16 ton. Standar Emisi: Euro 3. Tipe chassis: Modular-type chassis. Equipped with built-up air suspension (front: 2 air bellow, 2 shock absorbers, rear: 4 air bellow, 2 shock absorbers).
Untuk MB-OH 1830, spesifikasi mesin sebagai berikut. Mesin: OM926LA, 6 silinder segaris 7200cc turbo intercooler. Transmisi: 6 manual speed. Torsi: 1200nm @ 1400rpm. Tenaga: 300hp @ 2200rpm. Gross Vehicle Weight: 18,5 ton. Standar Emisi: Euro 3. Tipe chassis : Modular-type chassis. Equipped with built-up air suspension (front: 2 air bellow with 4 telescopic shock absorbers, rear: 4 air bellow with 4 telescopic shock absobers).
Dapur Pacu MB-OH 1830
Modular-type chassis sendiri adalah chassis yg terdiri dari dua bagian chassis, yakni front module (bagian depan) dan rear module (bagian belakang). Front module terdiri atas driver compartement, front axle, dan baggage compartement. Sedangkan rear module terdiri atas rear axle dan engine compartement.
Lalu bagaimanakah soal performa dan kenyamanannya saat di jalan? Acara roadtest kemarin telah menjawab semuanya. Rute roadtest kemarin mengambil start dari Pool PO. Nusantara, Karanganyar, Demak menuju Jakarta Kota. Sekitar pukul 17.00 WIB, rekan-rekan APBNu3tara sudah berkumpul di pool. Peserta berasal dari berbagai kota, seperti Malang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Semarang, Bandung, dan Jakarta. Mereka sangat antusias dan menyambut gembira acara ini. Setelah semua peserta berkumpul, tak lama kemudian masing-masing bus, OH-1626 dan OH-1830 yang telah disiapkan, diparkir di pool belakang untuk diadakan sesi foto bersama bersama para peserta roadtest. Setelah diadakan pembagian tempat duduk dan briefing singkat, kira-kira pukul 19.30 WIB, rekan-rekan APBNu3tara diberangkatkan menuju kota tujuan.
Suasana di dalam kabin bus saat roadtest sedang berlangsung
Peserta yang mengikuti acara ini sebanyak 40 orang. Mekanisme pembagian tempat duduk adalah dengan cara duduk di dalam bis yang berbeda secara bergantian. Total peserta dibagi menjadi dua, sebagian menjadi penumpang OH-1626 dan sisanya menjadi penumpang OH-1830. Hal ini bertujuan agar semuanya bisa saling merasakan satu sama lain dan bisa saling bertukar informasi, berdiskusi sambil membandingkan performa dan kenyamanan kedua unit bus tersebut.
Sebagai giliran pertama, saya bersama rekan saya, sdr. Gentur mendapat kesempatan untuk menjajal bus OH-1830 terlebih dahulu hingga separuh perjalanan menuju RM. Sari Rasa, Kendal. “Sengaja kami pilih duduk di bagian paling belakang agar dapat merasakan goncangan bus Mercedes-Benz seri ini” ujar Gentur antusias. Kebetulan rute yang akan dilalui memang sedang mengalami banyak perbaikan di beberapa titik, seperti wilayah Demak dan Kaliwungu, Kendal.
Selama perjalanan berlangsung, hal pertama yang kami rasakan adalah kenyamanan yang tiada duanya. Baik OH-1626 maupun OH-1830, memiliki tingkat kenyamanan yang baik selama dalam perjalanan. Hal ini asumsikan dengan kondisi jalanan Pantura yang relatif tidak stabil dan berlubang-lubang. Suspensi udara built-up yang ditanamkan pada kedua varian tipe mesin ini bekerja sangat baik, terumata dalam hal meredam goncangan selama dalam perjalanan. Bahkan, ketika melaju dalam kecepatan tinggi pun, suspensi masih bisa bekerja sangat baik. Body bus juga tidak limbung ketika jalan pada kecepatan tinggi. Hal ini sempat menjadi wacana dan kekhawatiran tersendiri karena untuk tipe OH-1830, tinggi lantai bus dinaikkan sebanyak 20cm, karena pengaruh dari rancang-bangun chassis itu sendiri.
Ketika memasuki Kota Semarang, sengaja diputuskan untuk tidak melewati jalan dalam kota, melainkan akses langsung melalui tol. Mengingat kondisi topografi jalan tol yang relatif menanjak sehingga sangat tepat digunakan untuk menjajal performa mesin dalam kondisi jalan menanjak. Hasilnya, baik OH-1626 dan OH-1830 sangat mumpuni di medan tanjakan. Memasuki daerah Gringsing, Kab. Batang, yang terkenal dengan Tanjakan Plelen-nya, pun dapat dilalui dengan mulus tanpa hambatan.
Bus dengan spesifikasi suspensi udara ini saya rasakan cukup nyaman ketika melaju di atas jalanan yang rusak, walau saya duduk di bagian paling belakang sekalipun. Begitu saya berpindah tempat duduk ke tengah dan ke depan, kemampuan suspensi dalam meredam goncangan ternyata terasa lebih baik. Dari segi faktor keamanan, bus ini sudah mengadopsi teknologi rem cakram (disc brake) di keempat titik rodanya, masih ditambah dengan bantuan retarder dengan letak tuas berada di dekat lingkar stir kemudi. Namun sayangnya, saat ingin merasakan kemampuan pengereman dengan retarder, ternyata retarder sedang bermasalah (belum dapat difungsikan), sehingga saya belum bisa mengetahui sejauh apa kemampuan pengereman dengan bantuan retarder. Tetapi, dalam modus pengereman standar (non-retarded brake), hanya mengandalkan cakram di keempat titik rodanya, saya merasakan daya cengkeraman pengereman yang kuat namun tetap “lembut” untuk menahan laju bus berdaya-kuda 300 HP ini.
Para peserta roadtest berfoto bersama di depan bus
Sebagai perbandingan, Mercedes-Benz seri OH-1830 ini, jika dibandingkan dengan SCANIA K-310 atau K-380 sebagai sesama kompetitor di kelas premium-engine, ternyata berada dalam posisi saling mengisi. Satu sama lain saling memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tenaga yang dihasilkan oleh mesin SCANIA lebih terasa responsif dibandingkan dengan OH-1830. Menurut saya, hal ini sangat wajar karena SCANIA memiliki kapasitas mesin sebesar 12.000 cc, sangat jauh apabila dibandingkan dengan Mercedes-Benz OH-1830 yang hanya memiliki kapasitas 7.200 cc. Ditinjau dari segi estetika instrumen panel (speedometer, dan lain-lain) yang terletak di dashboard, milik SCANIA juga lebih terlihat canggih dan futuristik, jika dibandingkan dengan panel yang milik Mercedes-Benz OH-1830 yang terlihat lebih sederhana. Perbedaan yang paling mencolok, pada SCANIA terdapat tombol adjuster untuk menaikkan ataupun menurunkan suspensi udara, sedangkan pada Mercedes-Benz OH-1830 fasilitas ini tidak ada.
Berbeda dengan suspensi, suspensi pada Mercedes-Benz OH-1830 terasa lebih empuk (soft) daripada SCANIA. Hal ini bisa disebabkan karena balon (air-bellow) yang diadopsi oleh Mercedes-Benz memiliki diameter yang lebih besar, dan tentu saja hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor lain, yakni perbedaan pada struktur rancang-bangun pada chassis-nya.
Sekitar pukul 22.00 WIB, kami tiba di RM. Sari Rasa, Kendal. Setelah puas dengan goyangan suspensi Mercerdes-Benz OH-1830, kami istirahat sejenak untuk santap malam bersama rekan-rekan. Kemudian, saya berpindah ke bus Mercedes-Benz seri OH-1626. Perhatian saya langsung tertuju pada panel instrumen yang digunakan pada bus seri ini. Secara kasat mata, ternyata tidak banyak perbedaan yang berarti dari dengan seri pendahulunya, yakni seri Mercedes Benz OH-1526, yang bagi saya sudah sangat familiar. Panel intrumen dan lingkar kemudi sama persis dengan OH 1526. Mesin pun terlihat identik. Perbedaan baru terlihat pada ruang mesin, yakni penggunaan dua alternator untuk men-supply kebutuhan listrik. Namun di luar dugaan saya, ketika bus ini mulai melaju, ternyata OH-1626 memiliki sensasi berkendara dan tingkat kenyamanan yang berbeda. Kemampuannya dalam meredam guncangan ketika di jalan terasa lebih baik daripada Mercedes-Benz seri OH-1526 yang masih menggunakan suspensi daun (leaf-spring). Namun, saya rasa, kenyamanan yang dihasilkan juga tidak kalah jauh dengan kakaknya, seri OH-1830 dalam hal memberikan sensasi kenyamanan bagi penumpang.
Antusiasme peserta roadtest ketika berdiskusi tentang mesin bus
Bagi yang kurang peka, alias tidak memiliki sensitivitas yang tinggi soal kenyamanan, mungkin akan beranggapan bahwa sensasi kenyamanan yang ditawarkan antara OH-1626 dan OH-1830 adalah sama. Namun, bagi saya perbedaan sangat terasa ketika bus sedang melaju di medan jalan yang bergelombang dan berlubang. Seri OH-1830 memang meredam guncangan dan getaran dengan lebih baik daripada seri OH-01626. Namun saat jalanan mulus hampir terasa sama nyamannya, tidak ada perbedaan. Hal ini mungkin disebabkan perbedaan konstruksi pada dudukan air-bellow-nya, dimana OH-1626 letak dudukan balon udara berada tepat di bawah chassis, yakni di tengah, sedangkan OH-1830 terletak di pinggir atau pada bagian luar dari chassis. Hal ini tentunya akan membuat proses peredaman getaran semakin baik ketika di dalam kabin ketika bus melaju di kondisi jalan yang kurang bagus.
Setiap varian produk chassis memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Setelah saya mencari informasi kesana-kemari, terutama mengenai spesifikasi teknis OH-1626 dan OH-1830 dan harga jualnya, saya rasa perbedaan yang utama adalah disertakannya fitur retarder dan penggunaan disc-brake pada keempat titik roda OH-1830. Perbedaan lain juga terletak pada konstruksi rancang-bangun chassis dan dudukan balon udara. Perbedaan ini sangat jelas terlihat, walau kedua varian ini pun masih sama, tetapi baik keduanya tidak dilengkapi dengan pengatur ketinggian level balon udara.
@ RM. Taman Sari II, singgah sejenak makan siang
Pagi keesokan harinya, hari Sabtu (11/2), kami tiba di Jakarta, dan bus pun langsung menuju dealer resmi Mercedes-Benz Indonesia, PT. Adendanmas- Authorized Dealer yang berlokasi di Jalan Raya TB. Simatupang, Jakarta Selatan. Bus singgah di tempat untuk dilakukan pengecekan sekaligus maintenance di beberapa bagian sebelum nantinya akan mengantar kepulangan kami menuju Kota Kudus.
Setelah seharian berada di sana, akhirnya tepat pukul 16.00 WIB kami kembali melakukan perjalanan pulang menuju pool PO. Nusantara, Kudus. Selama perjalanan pulang, kami sempatkan untuk singgah sejenak di RM. Taman Sari, Subang untuk sekadar mengisi perut. Selanjutnya, perjalanan pun kembali dilanjutkan. Sisa perjalanan kami isi dengan istirahat karena banyak dari kami yang sudah sangat lelah dan diserang rasa kantuk yang berat. Dan tiba kembali di pool hari Minggu (11/3) pukul 02.00 WIB dini hari.
Kesimpulannya, dengan hadirnya dua seri chassis bus Mercedes-Benz terbaru ini, diharapkan akan semakin meramaikan khasanah keragaman dunia transportasi. Awal tahun 2012, bisa dikatakan adalah babak baru bagi dunia pertransportasian di Indonesia, khususnya dunia transportasi bis. Hal ini ditandai dengan semakin ramai dan beragamnya pilihan mesin bus yang ada berikut teknologi serta sensasi kenyamanan yang ditawarkan. Semoga keberagaman ini akan terus mendukung tumbuhnya segmen penumpang yang selalu setia menggunakan moda transportasi bus. (naskah: inDra/ foto: istimewa)
Read More

Apple launches two iPhone ads to flaunt new features

The tech giant's new "Brilliant" and "Discover" ads hone in on apps that let users solve complicated math problems, dim a lamp, and tune a guitar.
Screenshot from Apple's new iPhone commercial.
(Credit: Screenshot by Dara Kerr/CNET)
Apple released a set of snazzy new iPhone commercials today dubbed "Brilliant" and "Discover" to show off various features and apps on the smartphone.

Choreographed to upbeat music -- the same as its recent iPad ads -- the commercials display the phone in a pair of hands that click, tap, and swipe through various games, apps, and videos.
"Brilliant" highlights how people can use the smartphone to pay for a Starbucks coffee with the Passbook app, use the scientific MyScript math calculator, and control the dimming of a lamp with the new Hue Lighting app. "Discover" focuses on Apple's maps app and also shows features like how users can tune a guitar with the smartphone and find new restaurants, music, and locations with numerous other apps. 

Read More

Senin, 04 Maret 2013

Peluncuran Chasis Terbaru PO. Harapan Jaya




 
Terima kasih atas kesetiaan pelanggan bus malam AKAP PO Harapan Jaya. Untuk lebih memanjakan penumpang, tahun 2013 ini PO Harapan Jaya akan menghadirkan 34 chasis baru dengan berbagai tipe yang akan digunakan untuk memperkuat armada AKAP PO Harapan Jaya, diantaranya:

* 25 unit Mercedes Benz OH 1626
* 6 unit Mercedes Benz OH 1836
* 3 unit Scania K360IB 4x2

Untuk kelas dan tujuan yang dilayani masih kami rahasiakan. Tunggu kejutan kami berikutnya
Siapa bilang Harapan Jaya kehilangan ciri khasnya sebagai trend setter? Siapa bilang Harapan Jaya sekarang lebih condong ke Mercedes Benz daripada Scania? Ini dia pernyataan resmi dari Direktur Utama PO Harapan Jaya

---

Tahun ini... Para pelanggan bus Harapan Jaya bakal sangat dimanjakan dengan adanya gelontoran puluhan sasis2 type2 terbaru dari mercy + scania... Bahkan tidak kalah pentingnya, prototype Mercedes Benz 1836 sudah masuk karoseri Tentrem Januari 2013 kemarin bekerjasama dg karoseri tentrem dengan melahirkan type bodi terbaru

Utk hino AK, sedang terus kami pelajari. Apabila sdh ada keputusan final dan sdh ttd kontrak, akan kami info lbh lanjut.

Kabar gembira ini, bisa seluas luasnya disebarkan ke rekan-rekan Harjay Mania.

Terima kasih
Manajemen PO Harapan Jaya 
Read More

Rabu, 27 Februari 2013

LG's 4K phone upscaling squeezes Ultra HD from your mobile, wirelessly (video)

The new upscaling system outputs a 4K feed to your TV, letting you play mobile games or watch films at an eye-watering high resolution, from your phone.
 
 
BARCELONA, Spain--LG is showing off a new smartphone system, that transforms your smartphone into a 4K media hub.
The South Korean company is calling the new platform the "world's first wireless Ultra HD transmission technology." If you've got a game or video playing on your mobile in HD, the new platform will upscale the feed to a 4K resolution, before beaming it out wirelessly to another device.
In this situation that second device was an LG 4K television, acting as a simple monitor for the 4K feed that the phone was pumping out.
We played with Epic Citadel, a graphically intensive tech demo that -- in this case -- was running on one of LG's Optimus G smartphones. The process of upscaling the feed to 4K is an intensive one, and the phone felt very warm when we touched it, but nevertheless the Optimus G's quad-core processor was handling the task with relative ease.
(Credit: Luke Westaway/CNET)
Games ran with a little judder, but as this technology is still months away from being released I'm prepared to withhold judgement for now. I was told the proprietary system would be cropping up in smartphones at the start of next year, or possibly the end of 2013.
It seems that tech companies want to control your living room by turning your smartphone into a portable media centre.
For me, the system demonstrates how powerful smartphone processors have become in just a few short years. If the Optimus G can handle it, I've no doubt that other mobiles emerging in the next year or two will be equally capable.
What do you think of 4K? Let me know in the comments below, and be sure to examine the rest of our coverage from Mobile World Congress.

Read More

Link Amikom

E-learning Amikom Research Amikom Wisuda Amikom PMB Amikom Kabar IT